A. Definisi
Zuhud
Zuhud secara literal berarti
meninggalkan , tidak tertarik dan tidak menyukai. Zuhud secara istilah yaitu
bersedia untuk melakukan ibadah, dengan berupaya semaksimal mungkin menjauhi
urusan duniawi, dan hanya mengharapkan keridhoan Alllah SWT. Dalam al-Quran,
misalnya disebut pada surat Yusuf [12] : 20, “Dan mereka tidak tertarik (minal zahidin)”. Yang dimaksud dengan
al-zahidin dalam ayat itu mengandung mana “tidak
tertarik hatinya” kepada harga jual Yusuf. Kata Zuhd (z, h, dan d) sendiri,
menurut Abu Bakr Muhammad al Warraq, mengandung arti tiga hal yang mesti
ditinggalkan. Huruf z berarti zinah
(perhiasan, kehormatan), huuf h
berarti hawa (keinginan), dan huruf d
menunjuk kepada dunia (dunia materi)[1].
Menurut Harun Nasution, station yang
terpenting bagi seorang calon sufi ialah Zuhd, yaitu keadaan meninggalkan dunia
dan hidup kematerian. Sebelum menjadi sufi, seorang calon harus terlebih dahulu
menjadi zahid. Sesudah menjadi zahid, barulah ia meningkat menjadi sufi. Dengan
demikian tiap sufi ialah zahid, tetapi sebaliknya tidak setiap zahid merupakan
sufi. Menurut Prof. Dr. Amin Syukur, zuhud tidak bisa lepas dari dua hal. Pertama, zuhud sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari tasawuf. Kedua,
zuhud sebagai moral (akhlak) islam dan gerakan protes.
Apabila
tasawuf diartikan adanya kesadaran dan komunikasi langsung antara manusia
dengan Tuhan sebagai perwujudan ihsan, maka zuhud merupakan suatu station
(maqam) menuju tercapainya “perjumpaan” atau ma’rifat kepada-Nya. Sedangkan
menurut A. Mukti Ali, zuhud berarti menghindar dari berkehendak terhadap
hal-hal yang bersifat duniawi. Menrut al Hakim Hasan, menjelaskan bahwa zuhud
adalah berpaling dari dunia, dan menghadapkan diri untuk beribadah melatih dan
mendidik jiwa dan memerangi kesenangannya dengan semedi (khalwat), berkelana,
puasa, mengurangi makan dan memperbanyak dzikir”.
‘Abd
al-Wahid ibn Zayd memberikan penjelasan, “Zuhud adalah menjauhkan diri dari
dinar dan dirham”. Abu Sulayman al-Darani menyatakan, “Zuhud adalah menjauhakn
diri dari apapun yang memalingkan dari Allah SWT”.[2]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar