Sabtu, 02 Juni 2012

Pengaruh OrangtuaTerhadap Perkembangan Sosial Anak


Sosialisasi dari orangtua ini sangatlah penting bagi anak, karena dia masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri ke arah kematangan. J. Clausend mendeskripsikan tentang uapya yang dilakukan orangtua dalam rangka sosialisasi dan perkembangan sosial yang idcapai anak, yaitu sebagai berikut :
Sosialisasi dan Perkembangan anak
KEGIATAN ORANG TUA
PENCAPAIAN PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK
1.      Memberikan makanan dan memelihara kesehatan fisik anak.
2.      Melatih dan menyalurkan kebutuhan fisiologis: toilet training (melatih buang air besar/kecil), menyapih dan memberikan makanan padat.
3.      Mengajarkan dan melatih ketrampilan berbahasa, persepsi, fisik, merawat diri dan keamanan diri.
4.      Mengenalakan linhkungan kepada anak: keluarga, sanak keluarga, tetangga dan masyarakat sekitar.
5.      Mengajarkan tentang budaya, nilai-nilai(agama) dan mendorong anak untuk menerimanya sebagai bagian dirinya.
6.      Mengembangkan keterampilan interpersonal, motif, perasaan, dan perilaku dalam berhubungan denagn orang lain.
7.      Membimbing, mengoreksi, dan membantu anak untuk merumuskan tujuan dan merencanakan aktivitas.
1.      Mengembangkan sikap percaya terhadap orang lain (development of trust).
2.      Mampu mengendalikan dorongan biologis dan belajar untuk menyalurkannya pada tempat yang diterima masyarakat.
3.      Belajar mengenal objek-objek, belajar bahasa, berjalan, mengatasi hambatan, berpakaian, dan makan.
4.      Mengembangkan pemahaman tentang tingkah laku sosial, belajar menyesuaikan perilaku dengan tuntutan lingkungan.
5.      Mengembangkan pemahaman tentang baik-buruk, merumuskan tujuan dan kriteria pilihan dan berperilaku yang baik.
6.      Belajar memahami perspektif (pandangan)  orang lain dan merespon harapan/ pendapat mereka secara selektif.
7.      Memiliki pemahaman untuk mengatur diri dan memahai kriteria untuk menilai penampilan/perilaku sendiri.
               
                Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orangtua, anggota keluarga, orangdewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak mulai mengembangakan bentuk-bentuk tingkah laku sosial. Pada usia anak, bentuk-bentuk tingkah laku sosial itu adalah sebagai berikut :
a)      Pembangkangan (negativisme), yaitu suatu bentuk tingkah laku melawan.. tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tubtutan orangtua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingakah laku ini mulai muncul pada kira-kira usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun. Berkembangnya tingkah laku negativisme pada usian ini dipandang sebagai hal yang wajar. Setelah usia 4 tahun, biasanya tingkah laku ini mulai menurun. Antara usia 4 dan 6 tahun, sikap membangkang/melawann secara fisik beralih menjadi sikap melawan secara verbal (menggunakan kata-kata). Sikap orangtua terhadap tingkah laku melawan pada usia ini, seyogyanya tidakk memandang sebagai pertanda bahwa anak itu nakal, keras kepala, tolol atau sebutan lainnya yang negatif. Dalam hal ini, sebaiknya orangtua mau mamahami tentang proses perkembangan anak, yaitu bahwa secara naluriah anak itu mempunyai doronagn untuk berkembang dari posisi “dependent” (ketergantungan) keposisi “independent” (bersikap mandiri). Tingkah laku melawan merupakan salah satu bentuk dari proses perkembangan tersebut.
b)     Agresi (Agression), yaitu perilaku  menyerang baik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi ini merupakan salah satu bebtuk terhadap frustrasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan/keinginannya) yang dialaminya.agresi ini mewujud dalam perilaku menyerang, seperti: mencubit, memukul, menendang, menggigit, marah-marah, dan mencaci maki. Orangtua yang menghukumi anak yang agresif, menyebabkan meningkatnya agrisivitas anak.oelh karena itu,sebaiknya orangtua berusaha untuk mereduksi, mengurangi egresivitas anak tersebut denagn cara mengalihkan perhatian/keinginan anak, memberikanmainan atau sesuatu yang diinginkannya (sepanajng tidak membahayakan keselamatannya), atau upaya lain yang bisa meredam agresivitas anak tersebut.
c)      Berselisih/bertengkar (quarreling), terjadi apabila anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap dan perilaku anak lain, seperti diganggu pada saat mengerjakan sesuatu atau direbut barang atau mainannya.
d)      Menggoda (teasing) yaitu sebagai bentuk lain dari tingkah laku agresi .
e)      Persaingan (rivarly) yaitu keinginan untuk melebihi oranglain.
f)       Kerjasama (cooperation) yaitu sikap mau bekerjasama dengan kelompok.
g)      Tingkah laku berkuasa yaitu sejenis tingkah laku untuk menguasai situasi sosial.
h)      Mementingkan diri sendiri yaitu sikap egosentris dalam memenuhi keinginannya.
i)        Simpati merupakan sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain.
                Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik orangtua, sanak keluarga, orang dewasa lainnya atau teman sebayanya. Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosialnya secara matang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar