Sosialisasi
dari orangtua ini sangatlah penting bagi anak, karena dia masih terlalu muda
dan belum memiliki pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri ke arah
kematangan. J. Clausend mendeskripsikan tentang uapya yang dilakukan orangtua
dalam rangka sosialisasi dan perkembangan sosial yang idcapai anak, yaitu
sebagai berikut :
Sosialisasi dan Perkembangan anak
KEGIATAN ORANG TUA
|
PENCAPAIAN PERKEMBANGAN
PERILAKU ANAK
|
1.
Memberikan makanan dan
memelihara kesehatan fisik anak.
2.
Melatih dan menyalurkan
kebutuhan fisiologis: toilet training (melatih buang air besar/kecil),
menyapih dan memberikan makanan padat.
3.
Mengajarkan dan melatih
ketrampilan berbahasa, persepsi, fisik, merawat diri dan keamanan diri.
4.
Mengenalakan linhkungan
kepada anak: keluarga, sanak keluarga, tetangga dan masyarakat sekitar.
5.
Mengajarkan tentang
budaya, nilai-nilai(agama) dan mendorong anak untuk menerimanya sebagai
bagian dirinya.
6.
Mengembangkan
keterampilan interpersonal, motif, perasaan, dan perilaku dalam berhubungan
denagn orang lain.
7.
Membimbing, mengoreksi,
dan membantu anak untuk merumuskan tujuan dan merencanakan aktivitas.
|
1.
Mengembangkan sikap
percaya terhadap orang lain (development of trust).
2.
Mampu mengendalikan dorongan
biologis dan belajar untuk menyalurkannya pada tempat yang diterima
masyarakat.
3.
Belajar mengenal
objek-objek, belajar bahasa, berjalan, mengatasi hambatan, berpakaian, dan
makan.
4.
Mengembangkan pemahaman
tentang tingkah laku sosial, belajar menyesuaikan perilaku dengan tuntutan
lingkungan.
5.
Mengembangkan pemahaman
tentang baik-buruk, merumuskan tujuan dan kriteria pilihan dan berperilaku
yang baik.
6.
Belajar memahami
perspektif (pandangan) orang lain dan
merespon harapan/ pendapat mereka secara selektif.
7.
Memiliki pemahaman
untuk mengatur diri dan memahai kriteria untuk menilai penampilan/perilaku
sendiri.
|
Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orangtua,
anggota keluarga, orangdewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak mulai mengembangakan
bentuk-bentuk tingkah laku sosial. Pada usia anak, bentuk-bentuk tingkah laku
sosial itu adalah sebagai berikut :
a)
Pembangkangan (negativisme), yaitu suatu bentuk
tingkah laku melawan.. tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan
disiplin atau tubtutan orangtua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan
kehendak anak. Tingakah laku ini mulai muncul pada kira-kira usia 18 bulan dan
mencapai puncaknya pada usia tiga tahun. Berkembangnya tingkah laku negativisme
pada usian ini dipandang sebagai hal yang wajar. Setelah usia 4 tahun, biasanya
tingkah laku ini mulai menurun. Antara usia 4 dan 6 tahun, sikap
membangkang/melawann secara fisik beralih menjadi sikap melawan secara verbal
(menggunakan kata-kata). Sikap orangtua terhadap tingkah laku melawan pada usia
ini, seyogyanya tidakk memandang sebagai pertanda bahwa anak itu nakal, keras
kepala, tolol atau sebutan lainnya yang negatif. Dalam hal ini, sebaiknya
orangtua mau mamahami tentang proses perkembangan anak, yaitu bahwa secara naluriah
anak itu mempunyai doronagn untuk berkembang dari posisi “dependent” (ketergantungan) keposisi “independent” (bersikap
mandiri). Tingkah laku melawan merupakan salah satu bentuk dari proses
perkembangan tersebut.
b)
Agresi (Agression), yaitu perilaku menyerang baik secara fisik (nonverbal)
maupun kata-kata (verbal). Agresi ini merupakan salah satu bebtuk terhadap
frustrasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan/keinginannya) yang
dialaminya.agresi ini mewujud dalam perilaku menyerang, seperti: mencubit,
memukul, menendang, menggigit, marah-marah, dan mencaci maki. Orangtua yang
menghukumi anak yang agresif, menyebabkan meningkatnya agrisivitas anak.oelh
karena itu,sebaiknya orangtua berusaha untuk mereduksi, mengurangi egresivitas
anak tersebut denagn cara mengalihkan perhatian/keinginan anak,
memberikanmainan atau sesuatu yang diinginkannya (sepanajng tidak membahayakan
keselamatannya), atau upaya lain yang bisa meredam agresivitas anak tersebut.
c)
Berselisih/bertengkar (quarreling), terjadi apabila anak
merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap dan perilaku anak lain, seperti
diganggu pada saat mengerjakan sesuatu atau direbut barang atau mainannya.
d)
Menggoda (teasing) yaitu sebagai bentuk lain dari
tingkah laku agresi .
e)
Persaingan (rivarly) yaitu keinginan untuk melebihi
oranglain.
f)
Kerjasama (cooperation) yaitu sikap mau
bekerjasama dengan kelompok.
g)
Tingkah laku berkuasa
yaitu sejenis tingkah laku untuk menguasai situasi sosial.
h)
Mementingkan diri sendiri
yaitu sikap egosentris dalam memenuhi keinginannya.
i)
Simpati merupakan sikap
emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sosialnya, baik orangtua, sanak keluarga, orang dewasa lainnya atau teman sebayanya.
Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang
terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai
perkembangan sosialnya secara matang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar